SELEDRI MENGURANGI HIPERTENSI (page 2)

Hipertensi merusak organ tubuh seperti jantung (70% penderita hipertensi akan mengalami kerusakan jantung), ginjal, otak, mata, serta organ tubuh lain (Susilo dan Wulandari, 2011). Suatu peningkatan dari tekanan darah sistole dan diastole meningkatkan resiko menimbulkan penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan atau penggumpalan dari pembuluh darah (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, dan stroke (kerusakan otak).

doctor measuring blood pressure from her patient

Pada awalnya diperkirakan bahwa kenaikan-kenaikan pada tekanan darah diastolik adalah suatu faktor resiko yang lebih penting dari pada peningkatan–peningkatan sistolik, namun sekarang diketahui bahwa pada orang-orang yang berusia 50 tahun atau lebih, hipertensi sistolik mewakili suatu resiko yang lebih besar (Susilo dan Wulandari, 2011). Efek samping obat antihipertensi menurut IONI (2008) :

1) Diuretik: penurunan nafsu makan, gangguan saluran cerna, iritasi lambung, gangguan pengelihatan sementara, penekanan saluran pernafasan, lemas, hipokalemi, ganguan tidur, depresi, hiponatremi.

2) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) Inhibitor: hipotensi, pusing, sakit kepala, letih, mual (terkadang muntah), diare (terkadang konstipasi), kram otot, batuk kering persisten, turunnya berat badan, takikardi, nyeri punggung.

3) Calcium Channel Blocker (Penghambat kanal Kalsium): gagal jantung, memperburuk gangguan konduksi, hipotensi pada dosis tinggi, konstipasi, muka merah, sakit kepala, edem pergelangan kaki, letih, gangguan tidur, gangguan saluran cerna, nyeri dada, dipsnea.

4) Angiotensin II Receptor Blocker (Penghambat Reseptor Angiotensin II): hipotensi simtomatik termasuk pusing dapat terjadi terutama pada pasien dengan kekurangan cairan intravascular (missal yang mendapat diuretika dosis tinggi), hiperkalemi kadang terjadi, angioedema, nyeri otot, gangguan pengecap, lelah.

5) Penghambat syaraf adrenergik atau simpatolitika: hipotensi postural, pusing, sakit kepala, letih, gangguan tidur, mual, mimpi buruk, berat badan naik, depresi, bronkospasme, berat badan naik, kehilangan libido dan impotensi, amenorea.

6) Beta bloker: bradikardi, gagal jantung, hipotensi,gangguan konduksi, bronkospasme, vasokonstriksi perifer, gangguan saluran cerna, kelelahan, ganguan tidur, jarang ruam kulit dan mata kering (reversibel bila obat dihentikan), eksaserbasi psoriasis. Penderita diabetes yang mengkonsumsi obat ini perlu memantau respon insulin secara teratur.

7) Antihipertensi yang bekerja sentral: mulut kering, sedasi, depresi, bradikardi, sakit kepala, ganguan tidur, ruam kulit, gangguan saluran cerna.

Fresh celery isolated on white background. full depth of field

Berdasarkan efek samping diatas, maka seledri merupakan pilihan untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi. Salah satu kandungan yang terdapat di dalam seledri adalah apigenin. Apigenin dalam daun seledri berfungsi sebagai beta blocker yang dapat memperlambat detak jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran darah yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi berkurang.

Apigenin yang terkandung dalam seledri bersifat vasorelaksator atau vasodilator (melebarkan pembuluh darah) dengan mekanisme penghambatan kontraksi yang disebabkan oleh pelepasan kalsium (mekanisme kerja seperti kalsium antagonis). Antagonis kalsium bekerja dengan menurunkan tekanan darah dengan memblokade masuknya kalsium ke dalam darah. Jika kalsium memasuki sel otot, maka akan berkontraksi (Smeltzer, 2008).

Penulis :

Arumdini

Tinggalkan Balasan

Close Menu