Teh herbal bunga rosella juga dapat dibuat dengan cara pencampuran dengan bahan lain untuk menambah atau meningkatkan khasiatnya, seperti seledri yang memiliki aktivitas apigenin dan telah terbukti sebagai penurun tekanan darah pada hewan uji dengan hipertensi esensial (Mun’im et al., 2008) atau lidah buaya yang dapat mengobati berbagai penyakit, berperan sebagai antiinflamasi, antijamur, antibakteri, dan dapat mengontrol tekanan darah, regenerasi sel, dan juga dapat berfungsi sebagai nutrisi pendukung bagi penderita HIV (Widodo dan Budhiarti, 2006; Lukman et al., 2018).
Aktivitas antioksidan teh kulit lidah buaya dan rosella berkisar antara 45,92% sampai 55,98%. Semakin tinggi konsentrasi rosella yang ditambahkan, maka aktivitas antioksidan semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena antosianin, senyawa antioksidan yang terdapat dalam kelopak bunga rosella, yang terekstrak juga akan semakin besar pula. Rosella mengandung antioksidan yang tinggi, yaitu 99,05% (Winarti et al., 2015). Selain itu, berdasarkan penelitian Artini et al. (2017), konsumsi teh rosella dan alpukat dapat mendukung penurunan kolesterol pada pasien yang menkonsumsi obat simvastatin untuk menurunkan kolesterol.
Teh rosella juga dapat diolah lebih lanjut menjadi kombucha. Kombucha adalah minuman hasil fermentasi larutan the manis dengan memanfaatkan pertumbuhan simbiosis antara yeast dan bakteri. Mikroba dalam kombucha merubah larutan teh dan gula menjadi berbagai senyawa lain yang berkhasiat, yaitu berbagai jenis asam (asam asetat, asam glukoronat, asam laktat, asam karbonat, asam folat, asam glukonat, asam condroitin sulfat, asam hyaluronic dan asam usnat), vitamin (B1, B2, B3, B6, B12, B15 dan C) serta polifenol yang memiliki efek antioksidan kuat (Naland, 2004).
Kombucha telah digunakan sebagai agen terapi untuk penyakit saluran pencernaan, rematik, arterosklerosis, arthritis, disbakteria, konstipasi, impotensi, kegemukan, batu ginjal, kolesterol, dan kanker (Kasper, 2006 dalam Suhartatik et al., 2009).
Menurut Suhartatik et al. (2006), fermentasi teh menjadi kombucha akan meningkatkan aktivitas antioksidannya. Untuk memanfaatkan sifat fungsinal pada rosella dan kemampuan mikrobia dalam fermentasi kombucha yang menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat menurunkan kolesterol, maka diharapkan akan didapatkan minuman fungsional yang berfungsi ganda sebagai penunjang kesehatan tubuh (Suhartatik et al., 2009).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Suhartatik dan Karyantina (2007), kombucha telah dapat digunakan sebagai minuman penurun kolesterol setelah difermentasi selama minimal 5 hari. Kombucha rosella sebanyak 40 g/L dengan lama fermentasi 5 hari efektif dalam menurunkan kolesterol darah tikus percobaan yang menderita hiperkolesterolemia (Suhartatik et al., 2009).
Sumber :
Penulis : Nastasya Putrinda Editha
Artini, B., Asnar, E., dan Widyawati, I. Y. 2017. Red Rosella Tea and Avocado As Simvastatin Therapy Support Reduce Total Cholesterol. Jurnal Ners 12(1): 113 – 118.
Mun’im, A., Hanani, E., dan Mandasari, A. 2008. Pembuatan Teh Herbal Campuran Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) dan Herba Seledri (Apium graveolens). Majalah Ilmu Kefarmasiann 5(1): 47 – 54.
Naland, H. 2004. Kombucha Teh Ajaib Pencegah dan Penyembuh Aneka Penyakit. PT Agro Media Pustaka, Jakarta.
Suhartatik, N. dan Karyantina, M. 2007. Kombucha Sebagai Minuman Instan Antihiperkolesterolemia. Laporan Penelitian Hibah Pekerti Tahun Pertama.
Suhartatik, N., Karyantina, M., dan Purwanti, I. T. 2009. Kombucha Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn) dan Kemampuannya Sebagai Antihiperkolesterolemia. Agritech 29(1): 29 – 35.
Widodo, P. dan Budhiarti, U. 2006. Mengebunkan Lidah Buaya Secara Intensif. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta.
Winarti, S., Sudaryati, dan Usman, D. S. 2015. Karakteristik dan Aktivitas Antioksidan Rosela Kering. Jurnal Rekapangan 9(2): 17 – 24.