Propolis Sebagai Obat Pendamping Obat Anti Tuberkulosis (page 1)

Tuberkulosis (Tbc) merupakan masalah penyakit global di dunia dan Indonesia menduduki peringkat ke-2 dari 30 negara di dunia yang mengalami epidemi Tbc dan dikategorikan high burden countries (WHO 2016). Sejak tahun 1995, WHO mengkampanyekan pemberantasan tuberkulosis menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Short-Course), yang salah satu senyawanya adalah pengobatan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) (Kemenkes 2014).

https://www.freepik.com/free-photo/female-doctor-with-patient-who-is-complaining-chest-pain-coronavirus-epidemic_26143824.htm#fromView=search&page=2&position=4&uuid=2aea9ed4-0c28-47da-88bb-111a6f430dc8


Salah satu masalah yang dihadapi dalam penggunaan OAT hingga saat ini adalah obat Tbc tersebut bersifat hepatotoksik (WHO 2013; Chowdhury et al. 2006). Zhenkun et al. (2010) menyebutkan bahwa kriteria OAT yaitu: 1) aktif melawan resistensi tuberkulosis, 2) efektif melawan infeksi dan mencegah perkembangan resistensi terhadap pemberian obat, 3) mengurangi interaksi dengan enzim P450 (mengurangi hepatotoksik), 4) dapat diberikan secara oral, 5) aman (tidak toksik) dan toleran (dapat dikonsumsi anak-anak dan ibu hamil), dan 6) harga terjangkau. Lebih lanjut dikatakannya bahwa meskipun rifampicyn bersifat hepatotoksik dan mengahadapi masalah multi drug resisten (MDR), namun hingga kini belum ditemukan obat yang efektivitasnya setara.


Sejumlah penelitian, termasuk di Indonesia, menemukan bahwa propolis lebah Apis mellifera cukup menjanjikan sebagai bahan anti infeksi Mycobacterium tuberculosis (M.tbc.). Propolis memiliki sejumlah kelebihan dibanding obat Tbc yang telah eksis (rifampicyn, streptomycin, isoniazid, ethambutol dll.), yaitu potensi resistensi sangat rendah, tidak mengganggu flora normal usus, lebih harmonis dengan sistem tubuh pasien dan tidak menimbulkan efek samping lainnya (Wahyunitisari et al. 2006), bersifat imunomodulator (Halim et al. 2012; Wahyunitisari et al. 2006), dan bersifat hepatoprotektif (Bhadauria et al. 2007).

Dapat dikatakan bahwa propolis berpotensi sebagai bahan yang bersifat ramah pasien dalam membantu mengatasi Tbc. Meskipun demikian, efektifitasnya dalam mematikan M.tbc. masih lebih rendah dibanding OAT. Namun, penelitian klinis yang dilakukan Scazzocchio et al. (2006) menunjukkan kombinasi propolis dengan ampicillin, gentamycin dan streptomycin efektivitasnya terhadap M.tbc. meningkat tajam.

https://www.freepik.com/free-photo/honeycomb-with-honey-isolated-white-background-ai-generative_41369145.htm#fromView=search&page=1&position=4&uuid=2aea9ed4-0c28-47da-88bb-111a6f430dc8

Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, penelitian in vitro yang dilakukan Scheller et al. (1999) menemukan adanya aktivitas sinergi propolis dengan streptomycin, rifampicyn, isoniazid dan ethambutol terhadap M.tbc. Hasil serupa dilaporkan oleh Krol et al. (1993), bahwa propolis bersinergi dengan streptomycin dan cloxacyllin menghasilkan aktivitas antibiotika yang lebih tinggi.

Penulis : Jafar

Sumber :

Bhadauria M, Nirala SK, Shukla S. 2007. Duration-dependent hepatoprotective effects of propolis extract against carbon tetrachloride–induced acute liver damage in rats. Adv Ther. 24(5):1136–1145.

[Kemenkes] Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kemenkes, Jakarta.

Scazzocchio, F, D’Auria, FD, Alessandrini, D, and Pantanella, F. 2006. multifactorial aspects of antimicrobial of propolis. Microbiol Res. 161(4):327-333.

Wahyunitisari MR,. Mertaniasih NM, Rachmawati D. 2006. Antimicrobial activities of andrographolide and propolis against intracellular Mycobacterium tuberculosis phagocytosed by monocytes derived macrophages. Folia Med Indones. 42(1):22 – 27.

[WHO] World Health Organization. 2013. Global tuberculosis report 2013.Geneva: WHO Pr

Zhenkun M, Lienhardt C, McIlleron H, Nunn AJ, Wang X. 2010. Global tuberculosis drug development pipeline: the need and the reality. Lancet. 375:2100–2109.

Tinggalkan Balasan

Close Menu