Senyawa aktif pada Purwaceng banyak terdapat pada akar. Akarnya mempunyai sifat diuretika yang berkhasiat dapat meningkatkan atau menambah stamina. Senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tannin, dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh serta memperlancar peredaran darah.
Purwaceng mengandung komponen kimia berkhasiat antara lain, kelompok at-siti terdiri germacrene, β- Besabolene, β- Cayophylline, α- Humulene dan Carvacrol, kelompom steroid terdiri dari sitosterol, stigmasterol, stigmasta-7,16 dien-3-ol, dan stigmasta-7, 25 dien-3-ol, kelompok furanokumarin terdiri dari xanthotoxin dan bergapten, serta mengandung vitamin E. Simplisia purwoceng baik akar maupun batang kaya akan komponen kimia yang berfungsi dapat meningkatkan stamina tubuh, sedangkan kelompok kimia yang berfungsi sebagai afrodisiak adalah steroid (Rahardjo, 2010).
Buah carica merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang tidak mudah ditemukan di daerah lain di Indonesia, namun tumbuh subur di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo (Hidayat, 2000). Buah carica memiliki citarasa yang unik, bau yang khas, dan daging buah yang kenyal. Karakteristik buah carica adalah memiliki rasa masam, pahit, dan getah yang dapat menimbulkan gatal, membuat buah ini hanya enak dimakan apabila telah diproses terlebih dahulu.
Selain itu, buah carica juga termasuk dalam komoditi pertanian yang tidak tahan lama atau sangat cepat mengalami kerusakan bila disimpan dalam keadaan segar. Oleh karena itu, adanya upaya pengolahan lebih lanjut sangat membantu dalam memperpanjang umur simpan buah sehingga dapat dikonsumsi kapan saja, lebih praktis, dan memberi nilai tambah terhadap buah. Buah tersebut mengandung kalsium, gula, vitamin A, C, dan E (Dorothy dan Hargreaves, 1964, diacu dalam Hidayat, 2000) sehingga sangat cocok dimakan oleh seseorang yang mempunyai pencernaan yang lemah terhadap buah-buahan lain, karena mempunyai sifat memperbaiki sistem pencernaan.
Buah carica mengandung banyak papain, enzim yang mampu mencerna protein sehingga dapat digunakan dalam berbagai keperluan industri seperti minuman, makanan, dan farmasi. Selain itu, bagian lain dari buah carica, yaitu biji buah carica dapat digunakan sebagai obat peluruh buang air kecil. Daun carica mengandung karpaina yang berfungsi untuk mengurangi gangguan jantung, obat anti amuba dan obat peluruh buang air kecil, serta dapat digunakan sebagai pelunak daging, mengobati sesak napas, dan tekanan darah rendah.
(Selanjutnya page 3…)
Penulis : Michelle
Sumber :
Hidayat S. 2000. Potensi dan prospek pepaya gunung (Carica pubescens Lanne & K. Koch) dari Sikunang, Pegunungan Dieng, Wonosobo. Di dalam Seminar Sehari Menggali Potensi dan Meningkatkan Prospek Tanaman Hortikultura Menjadi Ketahanan Pangan dalam rangka Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional. Prosiding seminar; Bogor, 5 November 2000. Bogor: UPT Balai Pengembangan Kebun Raya LIPI Bogor. hlm 89-95.
Rahardjo M. 2010. Tanaman Obat Afrodisiak. Di dalam: Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Volume 16 Nomor 2. Bogor: Pengembangan Tanaman Perkebunan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.