Trombosit darah pada manusia dapat menurun salah satunya adalah akibat penyakit Demam Berdarah Dengue atau DBD. Demam dengue adalah penyakit seperti influenza yang sangat berat namun tidak menyebabkan kematian, sedangkan DBD merupakan penyakit influenza berat yang diikuti pendarahan dan syok yang dapat menimbulkan kematian (Admidjaja, 2006). Penyakit tersebut ditimbulkan karena nyamuk aedes aegypti.
Trombosit merupakan sel darah yang berfungsi dalam hemostasis. Sel ini tidak memiliki nukleus dan dihasilkan oleh megakariosit dalam sumsum tulang (Sloane, 2004). Pada pasien DBD terjadi trombositopenia akibat munculnya antibodi terhadap trombosit karena kompleks antigen-antibodi yang terbentuk (Suhendro, 2009).
Berdasarkan penelitian Pusparini (2004), nilai hematokrit dan jumlah trombosit saat masuk rumah sakit dapat dijadikan acuan dalam menentukan penderita sebagai dengue primer atau sekunder. Penampakan umum Aedes aegypti adalah ukurannya kecil berwarna hitam belang putih, aktif menggigit pada jam 08.00-11.00 dan 15.00-18.00. Bagian belakang tubuh, pergelangan kaki, dan siku merupakan bagian yang sering menjadi target pengigitan.
Tanaman jambu biji merupakan tanaman yang istimewa, buahnya memiliki kandungan zat gizinya yang tinggi, seperti vitamin C, potasium, dan besi. Selain itu, juga kaya zat non gizi, seperti serat pangan, komponen karotenoid, dan polifenol. Buah jambu biji bebas dari asam lemak jenuh dan sodium, rendah lemak dan energi, tetapi tinggi akan serat pangan. Vitamin C yang terkandung dalam jambu biji termasuk tinggi, sehingga dapat menjadikan jambu biji sebagai antioksidan
Buah jambu biji merah memiliki kandungan vitamin C yang lebih tinggi diantara berbagai jenis buah lainnya seperti jeruk, stroberi dan pepaya. Kandungan vitamin C pada buah jambu biji merah lebih tinggi dibandingkan dengan jambu biji putih (Dzakiy, 2008). Vitamin C yang tinggi dalam buah jambu biji merah bermanfaat dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan mempercepat proses penyembuhan luka (Departemen Kesehatan, 2008).
Sumber :
Admidjaja, T. K. 2006. Demam Berdarah Dengue. Diakses pada http://www.litbang.depkes.go.id/maskes/052004/demamberdarah1.html.
Chandra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue : Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko penularan. Aspirator. 2(2):110-119.
Departemen Kesehatan. 2008. Tatalaksana Penanganan Demam Berdarah Dengue, Jakarta