Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Manggis (page 3)

Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi cakram dengan menggunakan blanc disc ukuran 6 mm. Uji aktivitas antimikroba dalam menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur uji ditunjukkkan oleh ukuran areal bening yang membentuk lingkaran di sekitar kertas cakram sehingga dapat dihitung diameter penghambatannya.

https://www.orami.co.id/magazine/mastin

Terbentuknya areal bening disebabkan karena adanya bahan antimikroba pada ekstrak kulit buah manggis sehingga pertumbuhan bakteri dan jamur terhambat. Aktivitas antimikroba dapat terlihat dengan mengamati zona bening yang terbentuk di sekitar cakram dan menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Zona hambat bakteri Aeromonas hydrophila dan Edwardsiella tarda dapat dilihat setelah masa inkubasi selama 24 jam.

Zona hambat jamur Saprolegnia sp. dapat dilihat setelah 3 hari sampai hifa normal tumbuh menutupi cawan petri (Handayani et al., 2019). Bakteri Aeromonas hydrophila dan Edwardsiella tarda serta jamur Saprolegnia sp. adalah bakteri patogen dan jamur yang sering terdapat pada ikan.

Penelitian lain yang telah dilakukan oleh Tambunan et al. (1998) dari Institut Teknologi Bandung menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dengan pelarut n-heksan dan etil asetat ternyata mampu menghambat pertumbuhan bakteri Shigella flexneri, Salmonella typhi, dan Escherichia coli dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) isolat mangostin 4 dan 6 mg. Bakteri Shigella flexneri adalah bakteri penyebab penyakit disentri. Bakteri Salmonella typhi adalah bakteri penyebab penyakit tifus. Sementara itu, bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan keracunan makanan yang serius pada manusia.

Penelitian Wisatya et al. (2010) dari Universits Diponegoro menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, khamir Candida albicans, dan jamur Aspergillus niger. Konsentrasi hambat minimum (KHM) ekstrak kulit buah manggis terhadap bakteri Escherichia coli, Staphylococcus aureus, khamir Candida albicans, dengan metode cakram kertas yaitu 5% (w/v), pada jamur Aspergillus niger 0,5% (w/v).

https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/benarkah-ekstrak-kulit-manggis-menyehatkan

Bakteri Staphylococcus aureus adalah bakteri penyebab keracunan makanan dan berbagai macam penyakit, seperti infeksi kulit dan saluran pernapasan. Kontaminasi pada luka hingga berujung pada abses dan infeksi organ dalam juga merupakan akibat dari infeksi bakteri ini. Khamir Candida albicans dapat menyebabkan candidiasis, yaitu infeksi pada area kelamin, mulut, kulit, dan darah. Sementara itu, jamur Aspergillus niger dapat menyebabkan penyakit aspergillosis.

Kelainan yang disebabkan penyakit ini antara lain: aspergillosis paru yang menimbulkan kelainan seperti asma bronkial akibat alergi terhadap jamur yang berada di paru, otomycosis yang sering disertai infeksi bakteri, kelainan akibat otomycosis seperti keluhan gatal pada liang telinga, nyeri, dan kadang bernanah, serta onychomycosis yang menyebabkan kelainan pada kuku.

Sumber :

Penulis : Nastasya Putrinda Editha

Handayani, M., Suryanto, D., Siregar, T., dan Efendi, Z. 2015. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila, Edwardsiella tarda, dan Jamur Saprolegnia sp. Jurnal Aquacoastmarine 8 (3).

Tambunan, R. M., Soetarno, S., Sukandar, E. Y. 1998. Telaah Kandungan Kimia dan Aktivitas Antimikroba Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L., Guttiferae). Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Wisatya, D. K., Sarjono, P. R., dan Mulyani, N. S. 2010. Pengaruh Pemanasan Pada Proses Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn) terhadap Aktivitas Antimikroba. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi 13(2): 46 – 50.

Tinggalkan Balasan

Close Menu