Perubahan ilmu pengetahuan dan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin kritis terhadap konsumsi makanan dan minuman, umumnya masyarakat semakin selektif dalam memilih suatu produk pangan untuk menjaga kesehatan dalam tubuhnya. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Ada beberapa macam cara untuk menjaga kesehatan yaitu dengan mengonsumsi minuman herbal atau produk minuman berbasis rempah-rempah. Minuman herbal sudah terkenal dalam beberapa tahun ini dan banyak jenisnya, aroma, kandungan antioksidan dan aplikasinya dalam bidang kesehatan yang membuat minuman herbal menjadi terkenal (Chiang et al., 2012).
Minuman herbal memiliki banyak manfaat dan kegunaan diantaranya alami dan mengandung sejumlah senyawa organik. Selain itu mempunyai sifat sebagai stimulant dan dapat digunakan sebagai pengganti kopi yang dapat merilekskan dan menenangkan pikiran sehingga dapat membantu mengatasi masalah kesulitan tidur.
Jenis herbal lain juga ada yang mengandung vitamin C sehingga dapat meningkatkan sistem imun, meredakan gejala demam dan flu, dan beberapa ada yang digunakan untuk meredakan sakit tenggorokan (Vox, 2011). Efek kesehatan dari minuman herbal tergantung dari komposisi bahan-bahan herbal yang digunakan. Sebagian besar efek kesehatan berasal dari kandungan senyawa fenol yang bersifat antioksidan.
Proses pembuatan minuman herbal sangat sederhana, yaitu bahan-bahan herbal direbus dalam sejumlah air dengan lama waktu yang spessifik kemudian airnya disaring dan dikonsumsi. Minuman herbal dapat disajikan dengan tetap membiarkan rasa pahit aslinya atau ditambahkan pemanis agar lebih enak (Panse, 2012).
Cincau hitam yang sering dikenal sebagai janggelan merupakan salah satu tanaman yang termasuk dalam suku Labiate. Cincau hitam (Mesona palustris BL) merupakan salah satu bahan makanan tradisional Indonesia yang dikenal sebagai pengobatan tradisional masyarakat. Bagian tanaman cincau hitam yang mempunyai kegunaan adalah bagian daun dan bagian batangnya yang dapat menghasilkan ekstrak gel cincau yang lebih banyak (Widyaningsih, 2007).
Komponen bioaktif yang terdapat dalam cincau antara lain golongan sterol, stigmasterol, tripterpene oleanolic acid, ursolic acid, flavonoid, polifenol, glikosida, dan saponin (Hung dan Yen, 2001). Senyawa fenolik yang terdapat pada cincau hijau (Hsian tsao) dan cincau hitam memiliki kemampuan sebagai antioksidan, immunomodulator, dan senyawa antikanker (Widyaningsih, 2010). Aktivitas antioksidan berbanding lurus dengan total fenol, semakin tinggi kandungan fenol dalam suatu bahan maka semakin tinggi aktivitasnya sebagai antioksidan (Huang dan Prior, 2005).
Selain itu, kandungan senyawa antioksidan dalam ekstrak cincau hitam mampu meningkatkan status antioksidan endogen yang mampu mengurangi kerusakan oksidatif pada jaringan serta meningkatkan aktivitas enzimatik dalam hari (Veereshwarayya dan Thiruvengadam, 2004). Aktivitas enzimatik merupakan sistem pertahanan yang secara alami berfungsi sebagai pelindung terhadap peroksida lipid.
Penulis : Michelle
Sumber :
Chiang C.E.W., Ying E.S., Tan Y.P., Wong Z.C., Lye P.Y., and Tan L.N. 2012. Antioxidant and Sensory Properties of Thai Herbal Teas with Emphasis on Thunbergia laurifolia Lindl. Chiang Mai J. Sci.: 39(4): 599-609
Hung, C.Y. dan G.C. Yen, 2001. Extraction dan Identification of Antioxidative Components of Hsian-tsao (Mesona Procumbens Hemsl). Academic Press. Retrieved from: http://www.idealibrary. com. (diakses pada tanggal 22 Juli 2019)
Panse S. 2012. What is Chinese Herb Tea. http://www.wisegeek.com/what-is-chinese-herb-tea.htm. Tanggal akses: 26/01/2013
Vox D. 2011. Drinking Herb Teas: The Various Health Benefits. http://ezinearticles.com/?Drinking-Herb-Teas:-The-Various-Health-Benefits&id= 6681488. (diakses pada tanggal 22 Juli 2019)
Widyaningsih T.D. 2007. Olahan Cincau Hitam. Trubus Agrisarana. Surabaya
Widyaningsih, T.D., 2010. Potential black cincau (Mesona palustris BL) as functional food ingredients is imunomodulator. Seminar of Proceeding of the Local Food. LIPI, Yogyakarta.