Tanaman Sambung Nyawa Sebagai Obat Anti Kanker

Kanker adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh abnormalitas pertumbuhan sel-sel jaringan. Jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar tujuh juta orang, dan paling besar ditemui pada negara– negara berkembang (Abdurahman, 2007).

https://www.merdeka.com/jabar/7-jenis-kanker-yang-umum-diderita-manusia-cegah-sedini-mungkin-kln.html

Sedangkan di Indonesia menunjukan angka kematian akibat kanker sebesar 4,3 per 1000 penduduk, menempati peringkat ke tujuh setelah kematian akibat stroke, tuberkolosis, hipertensi, cidera, dan diabetes militus (Backer, 1965). Insidensi kanker yang tinggi di Indonesia menyebabkan berkembangnya pengobatan antikanker baik dengan cara kemoterapi, hormonal, penyinaran maupun pembedahan, akan tetapi cara tersebut banyak menyebabkan efek samping yang serius pada penderita.

Selain itu, pemerintah juga telah mengupayakan penyelenggaraan pengobatan komplementer alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan. Menurut aturan itu, pelayanan komplementer alternatif dapat dilaksanakan secara sinergi, terintegrasi, dan mandiri di fasilitas pelayanan kesehatan. Pengobatan itu harus aman, bermanfaat, bermutu, dan dikaji institusi berwenang sesuai dengan ketentuan berlaku (Cikita, 2015)

https://health.grid.id/read/351947952/pantas-tanaman-ini-disebut-dewa-dan-penyambung-nyawa-sembuhkan-diabetes-hingga-kanker?page=all

Salah satu tumbuhan yang diduga memiliki zat antikanker adalah sambung nyawa (Gynura procumbens). Sambung nyawa merupakan tanaman merambat dengan karakteristik daun tunggal, berbentuk oval, dan memiliki rambut halus pada permukaan atas bawah daunnya. Batang berbentuk bulat, lunak dan berwarna hijau tua (Damanik, 2014).

Tumbuhan ini merupakan tumbuhan semak semusim dengan tinggi sekitar 20-60 cm. Berbatang lunak dengan penampang bulat dan berwarna ungu kehijauan. Berdaun tunggal, berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tepi daun rata atau agak bergelombang, serta panjangnya dapat mencapai 15 cm dan lebar 7 cm. Daun bertangkai, letak berseling, berdaging, ujung dan pangkal meruncing, serta pertulangan menyirip. Tumbuhan sambung nyawa berakar serabut dan tidak berbunga. (Cikita, 2015)

Sumber :

Abdurrahman, Eko Kurniadi, Skripsi, Efek Ekstrak Daun Sambung Nyawa Terhadap Kualitas Sperma Tikus Diabetik Akibat Induksi Streptozotocin, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2007.

Backer, C. A dan van Den Brink, R. C. B, Flora of Java, Jilid IIb. Penerbit Noordhoff, Neatherlands, p.425, 1965

Cikita, Indah, Skripsi Pemanfaatan Flavonoid Total Dan Waktu Kontak Flavonoid Ekstrak Daun Katuk Sebagai Antioksidan Pada Minyak Kelapa, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2015

Damanik, Desta Donna Putri., Nurhayati Surbakti., dan Rosdanelli Hasibuan, Ekstraksi Katekin Dari Daun Gambir (Uncaria gambir roxb) Dengan Metode Maserasi, Jurnal Teknik Kimia USU, 3 p.10-14, 2014.

Tinggalkan Balasan

Close Menu