Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Manggis (page 2)

Senyawa xanton terprenilasi yang diisolasi dari kulit buah manggis, telah dibuktikan sebagai anti mikroorganisme yaitu sebagai antituberkulosa. Alfa mangostin, gamma-mangostin dan garsinon B juga menunjukkan mampu menghambat terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis (Suksamrarn et al., 2006). Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab tuberculosis (TBC).

https://infokost.id/blog/manfaat-kulit-manggis-kering/128246/

Kandungan alfa mangostin juga aktif terhadap bakteri Enterococci dan Staphylococcus aureus yang masing–masing resisten terhadap vancomisin dan metisilin. Ini diperkuat dengan aktivitas sinergisme dengan beberapa antibiotika (gentamisin dan vancomisin) terhadap kedua bakteri tersebut.

Alfa mangostin juga mempunyai efek antiplasmodial level menengah, sedangkan xanton terprenilasi yang mempunyai gugus alkilamino menghambat sangat poten (Mahabusarakam, 2006). Gopalakrishnan et al. (1997) menemukan bahwa senyawa xanton pada kulit buah manggis memiliki aktivitas antimikroba terhadap kapang seperti Fusarium oxysporum, Alternaria tenuis, dan Dreschlera oryzae.

Ekstraksi merupakan suatu proses pencairan suatu senyawa kimia dari suatu simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu (22,23). Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Melalui ekstraksi, zat-zat aktif yang ada dalam simplisia akan terlepas. Ekstrak kulit buah manggis dibuat dengan cara mengupas dan memotong kulit buah manggis yang sudah tua, kemudian kulit buah dirajang hingga membentuk ukuran yang kecil. Kulit dikeringkan pada suhu ruang tanpa terkena sinar matahari langsung selama ± 1 minggu. Kulit yang kering akan berwarna kehitaman dan mengeras.

https://www.liputan6.com/hot/read/5231996/4-cara-mengolah-kulit-manggis-yang-mudah-dan-praktis-ketahui-manfaatnya?page=2

Kulit yang sudah kering dihaluskan dengan blender hingga menjadi serbuk (simplisia). Simplisia ditimbang sebanyak 300 g dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi 1 L pelarut n-heksana. Maserasi (perendaman) dilakukan pada suhu kamar dan tidak boleh terkena sinar matahari selama ± 24 jam dan dilakukan pengadukan sesekali.

Setelah ± 24 jam, sampel disaring dengan menggunakan kertas saring sehingga diperoleh filtrat dan ampas, kemudian filtrat dievaporasi dengan rotary evaporator untuk memisahkan pelarut dengan ekstrak kulit buah manggis. Ekstrak dimasukkan ke dalam botol vial dan dilakukan pemekatan ekstrak dengan water bath sampai seluruh pelarutnya habis menguap dan diperoleh ekstrak pekat (Handayani et al., 2019).

Sumber :

Penulis : Nastasya Putrinda Editha

Gopalakrishnan, G., Banumathi, B., dan Suresh, G. 1997. Evaluation of The Antifungal Activity of Natural Xanthones from Garcinia mangostana and Their Synthetic Derivatives. J. Nat Prod. 60(5): 519 – 524.

Handayani, M., Suryanto, D., Siregar, T., dan Efendi, Z. 2015. Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila, Edwardsiella tarda, dan Jamur Saprolegnia sp. Jurnal Aquacoastmarine 8 (3).

Mahabusarakam, W., Kuaha, K., Wilairat, P., dan Taylor, W.C. 2006. Prenylated Anthones as Potential Antiplasmodial Substances. Planta Med. 72(10): 912 – 916.

Suksamrarn, S., Komutiban, O., Ratananukul, P., Chimnoi, N., Lartpornmatulee, N., dan Suksamrarn, A. 2006. Cytotoxic Prenylated Xanthones From The Young Fruit of Garcinia mangostana. Chemical & Pharmaceutical Bulletin 54: 301 – 305.