Propolis memiliki cukup banyak sifat fungsional yang bermanfaat. Komponen propolis memiliki potensi untuk memperbaiki kondisi patologi dari bagian tubuh yang sakit, bekerja sebagai antioksidan dan antibiotik serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh baik humoral maupun seluler karena mengandung flavonoid sekitar 15% (Krell, 1996).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa komponen fenol seperti flavonoid, asam aromatik, dan benzopiren mempunyai efek biologis yang sangat bermanfaat untuk pengobatan (Halim et al., 2012). Sebuah penelitian menyatakan bahwa propolis memiliki potensi terapeutik yang baik, terutama sebagai antimikroba, Antikanker dan aktivitas antioksidan (Rufatto et al., 2017).
Pemanfaatan propolis telah dirasakan oleh manusia. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya produk-produk propolis yang beredar di pasaran. Produk propolis yang beredar di padaran umumnya dalam bentuk propolis cair. Kelemahan propolis cair yaitu memiliki umur simpan yang lebih pendek akibat tingginya kadar air. Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut adalah membuat propolis dalam bentuk bubuk. Propolis bubuk memiliki kadar air yang rendah sehingga dapat memperpanjang umur simpan propolis.
Propolis bubuk dapat dibuat dengan metode pengeringan. kelemahan dari propolis bubuk adalah tidak larut air. Kelemahan tersebut menghambat penggunaan propolis. Enkapsulasi propolis dengan metode pengeringan spray drying dapat menjadi metode alternatif untuk melindungi senyawa bioaktif yang terdapat pada propolis menghambat reaksi oksidatif, meningkatkan stabilitas antioksidan, dan meningkatkan ketersediaannya dengan matriks enkapsulasi yang larut air atau meningkatkan kelarutan (Bruschi et al., 2003; Da Silva et al., 2013).
Penulis : Elia Herlina Dwiyanti
Sumber :
Bruschi, M. L. et al. (2003) ‘Gelatin microparticles containing propolis obtained by spray-drying technique: Preparation and characterization’, International Journal of Pharmaceutics, 264(1–2), pp. 45–55.
Halim, E. et al. (2012) ‘Kajian Bioaktif dan Zat Gizi Propolis Indonesia dan Brasil’, Jurnal Gizi dan Pangan, 7(1), pp. 1–6.
Krell, R. (1996) Value-Added Products From Beekeeping Table of Contents by, Fao Agriculture Services Bulletin.
Rufatto, L. C. et al. (2017) ‘Red propolis: Chemical composition and pharmacological activity’, Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine. Hainan Medical University, 7(7), pp. 591–598.