MENGENAL KUNYIT DAN KHASIATNYA (page 3)

Kunyit mengandung flavonoid yang tinggi, flavonoid memiliki aktivitas mampu mengikat adhesi, membentuk kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut serta membentuk kompleks dengan dinding sel sehingga dapat merusak membran mikroba (Rahmawati dkk., 2014).

Turmeric powder in wooden bowls on wooden table

Flavonoid  dapat  mengganggu  pembentukan  dinding  sel  dengan  aktivitas  transpeptidase peptidoglikan yang akan memecah dinding sel dan  merusak  membran  sel sehingga komponen  penting  seperti  protein, asam nukleat, dan nukleotida akan mengalami lisis (Dewi, 2015). Menurut Rukmana (2004), kunyit dapat dimanfaatkan sebagai obat keputihan, obat jerawat, diare, dan gatal-gatal.

Penyakit tersebut disebabkan oleh adanya bakteri. Karena adanya kandungan kurkumin yang termasuk dalam flavonoid maka kunyit melawan bakteri-bakteri yang memyebabkan sakit. Kunyit juga dapat menjadi obat infeksi atau antiseptik untuk bakteri patogen seperti Candida albicans, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli (Jawetz, 2005).

Turmeric powder and fresh turmeric root with tropical leaf on grey concrete background. Spice, natural coloring, alternative medicine.

Bakteri Escherichia coli merupakan bakteri penyebab diare, maka dari itu apabila mengkonsumsi kunyit dapat mencegah dan mengatasi penyakit tersebut. Kunyit dapat diolah dan dikonsumsi masyarakat dengan pengolahan menjadi ekstrak, direbus, dan pemurnian (Dzulkarnain, 2004). Kunyit juga dapat dijadikan serbuk untuk mempermudah konsumsinya. Masyarakat Indonesia juga memanfaatkan kunyit sebagai bumbu dan minuman yang disebut jamu.

Jamu tersebut dipasarkan secara komersial sehingga masyarakat luas dapat mengkonsumsi minuman kunyit. Rimpang kunyit dimanfaatkan sebagai bumbu rempah yang dicampurkan ke dalam masakan karena kunyit berbau aromatik dan menambah cita rasa pada makanan. Masakan ikan dan daging sering menggunakan kunyit karena kunyit dapat menghilangkan bau amis atau anyir dari ikan dan daging. Maka dari itu ikan dan daging sebelum diolah, dilumuri kunyit yang sudah sudah dihaluskan. Kunyit memiliki banyak khasiat dan manfaat baik bagi tubuh dan dapat juga digunakan sebagai bahan tambahan pangan.

Penulis :

Arumdini

Sumber :

Bursatriannyo, Cheppy Syukur, dan Mushthofa. 2014. Identifikasi Varietas Tanaman Kunyit Menggunakan Sistem Pakar. Informatika Pertanian Vol. 23 No. 1, 95-106.

Dewi,  Z. Y.,  A. Nur, Hertriani  T.  2015. Efek  Antibakteri  dan  Penghambatan  Biofilm Ekstrak Sereh (Cymbopogon nardus L) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans.  Maj Ked Gi Ind, 1(2), 136-141. doi: https://doi.org/10.22146/majkedgiind.9120

Dzulkarnain, B., Dian Sundari, dan Ali Chosin. 2004. Tanaman Obat Bersifat Antibakteri di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. 110:35-43

Harisna, Nova Idia Ika. 2010. Pengaruh Ekstrak Kunyit (Curcuma domestica) dengan Konsentrasi yang Berbeda Terhadap Mikroba pada Isolat Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Hartati, S. Y., dan Balitro. 2013. Khasiat Kunyit Sebagai Obat Tradisional dan Manfaat Lainnya. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Jurnal Puslitbang Perkebunan. 19 : 5 – 9.

Haryono. 2012. Ayo Mengenal Tanaman Obat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementrian Pertanian, Jakarta.

Jawetz, Melinick, dan Adelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiologi). Salemba Medika, Jakarta : 317-318.

Komarawinata, D., 2008. Budidaya dan Pasca Panen Tanaman Obat untuk Meningkatkan Kadar Bahan Aktif. Unit Riset dan Pengembangan, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, Jakarta.

Moghadamtousi, S. Z., H. A. Kadir, P. Hassandarvish, H. Tajik, S. Abubakar, dan K. Zandi. 2014. A Review on Antibacterial , Antiviral , and Antifungal Activity of Curcumin. https://doi.org/10.1155/2014/186864

Paramitasari, Dyah. 2011. Budidaya Rimpang Jahe, Kunyit, Kencur, Temulawak. Cahaya Atma Pustaka, Yogyakarta.

Partomuan, S. 2009. Studi Kimia dan Farmakologi Tanaman Kunyit Sebagai Tumbuhan Obat Serbaguna. Agrium. 17 : 103 – 107.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. 2014. Khasiat Kunyit Sebagai Obat Tradisional dan Manfaat Lainnya. Terdapat pada http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wpcontent/uploads/2014/02/PerkebunanKhasiatKunyit.pdf diakses pada tanggal 11 Juni 2019 pukul 09.00 WIB.

Rahmawati, N., E. Sudjarwo, dan E. Widodo. 2014. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Herbal Terhadap Bakteri Escherichia coli. J. Ilmu-Ilmu Peternakan, 24 (3), 24–31.

Rathore, Priyanka, Preeti Dohare, Saurabh Varma, Aparajita Ray, Uma Sharma, N. R. Jagannathan, dan Madhur Ray. 2008. Curcuma Oil : Reduces Early Accumulation of Oxidative Product and Is Anti-apoptogenic in Transient Focal Ischemia in Rat Brain. Neurochemical Research 33 (9) : 1672– 82.

Rukmana, R. 2004. Kunyit. Kanisius, Yogyakarta.

Sharma, M., R. Manoharlal, N. Puri, dan R. Prasad. 2010. Antifungal Curcumin Induces Reactive Oxygen Species and Triggers An Early Apopotosis But Prevents Hyphae Development By Targeting The Global Repressor TUP1 in Candida albicans. Bioscience Reports, 30 (6). https://doi.org/10.1042/BSR20090151

Tinggalkan Balasan

Close Menu