Temu kunci, menurut crc.farmasi.ugm.ac.id adalah herba rendah, merayap di dalam tanah. Dalam satu tahun pertumbuhannya 0,3-0,9 cm. Batangnya merupakan batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning cokelat, aromatik, menebal.
Batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun). Daun tanaman ini pada umumnya 2-7 helai. Daun bawah berupa pelepah daun berwarna merah tanpa helaian daun. Tangkai daun tanaman ini beralur, tidak berambut. Lidah-lidah berbentuk segitiga melebar, menyerupai selaput. Helai daunnya tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong. Ujung daun runcing, permukaan halus, tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang pertulangan. Warna helai daun hijau muda.
Selain di Indonesia, ternyata negara lain juga banyak yang memanfaatkan temu kunci. Di Thailand, rimpang temu kunci biasa digunakan sebagai bumbu masak. Selain itu, tanaman ini juga digunakan sebagai obat afrodisiak, disentri, antiinflamasi, kolik, serta untuk menjaga kesehatan tubuh.
Di Malaysia, rimpang temu kunci digunakan sebagai sebagai obat sakit perut dan dekoksi pada wanita pasca melahirkan. Panduratin A, mampu menghambat faktor-faktor pemicu kanker melalui aktivitasnya sebagai antioksidan. Selain itu, Panduratin A juga telah terbukti mempunyai aktivitas antimutagenik melalui induksi Quinon Reduktase (QR) yang merupakan enzim pemetabolisme fase II. Enzim fase II memiliki peran penting dalam mekanisme pertahanan sel dan metabolisme termasuk detoksifikasi senyawa-senyawa elektrofilik yang dapat mematikan sel.
Senyawa kimia yang terkandung dalam temu kunyit yakni minyak atsiri (terdiri atas kamfer, sineol, metil sinamat, dan hidromirsen), d-borneol,d-pinen sesquiterpen, kurkumine, tanninf, saponing, dan flavonoid. Secara umum, menurut Plantus, menggunakan rimpang temu kunci sebagai peluruh dahak atau untuk menanggulangi batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyembuhkan sariawan, bumbu masak, dan pemacu keluarnya air susu ibu (ASI). Minyak atsiri rimpang temu kunci juga berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli, Staphyllococus aureus, dan Candida albicans,serta menghambat bakteri isolat penyakit Orf (Ektima kontagiosa).
Penulis :
Amel Daniela