[ CV. Nutrima Sehatalami – Bogor ]. Manfaat madu yang sangat banyak bagi kesehatan menyebabkan penggunaannya sangat beragam. Salah satu pemanfaatan madu adalah dengan menambahkan atau mencampurkan herbal yang memiliki khasiat tertentu seperti memelihara kesehatan, mengobati penyakit, dan perawatan tubuh (Suranto, 2004). Manfaat madu bagi kesehatan, yaitu menghasilkan energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan stamina tubuh. Madu dapat mengatasi penyakit lambung, radang usus, jantung, dan hipertensi. Manfaat madu lainnya, yaitu mengobati penyakit tuberkulosis, sakit mata, tekanan darah rendah, penyakit liver, impotensi, dan penyakit infeksi saluran kemih. Karakteristik madu yang kental dan sedikit asam membuat madu memiliki daya simpan yang cukup lama. Menurut Tirtawinata (2006) madu memiliki kadar pH 3.9. Nilai pH yang cukup rendah ini tidak terasa saat madu dikonsumsi karena rasa asam ini tertutupi oleh rasa manis madu. Jumlah mineral Fe dalam madu dapat meningkatkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin dalam darah. Madu mengandung energi rata-rata 326 Kkal per 100 g, terutama merupakan kontribusi dari gula. Selain mengandung gula yang memberikan rasa manis, madu mengandung vitamin B, C, K, antibiotik, dan enzim yang berasal dari lebah saat mengekstrak madu (Suranto 2004).
Madu memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap. Madu mengandung berbagai jenis gula, yaitu monosakarida, disakarida dan trisakarida. Monosakarida terdiri atas glukosa dan fruktosa sekitar 70%, disakarida, yaitu maltosa sekitar 7% dan sukrosa antara 1-3%, sedangkan trisakarida antara 1-5%. Dalam madu juga terdapat banyak kandungan asam amino, vitamin, mineral, enzim serta serat. Asam amino yang terdapat dalam madu berjumlah 18 jenis. Vitamin dalam madu berupa thiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, folat, vitamin B6, B12, C, A, D, E dan vitamin K. Enzim yang terkandung dalam madu antara lain enzim invertase, amilase atau diastase, glukosa oksidase, katalase, dan asam fosfatase. Madu mengandung sekitar 15 jenis asam sehingga pH madu sekitar 3,9 (Tirtawinata 2006). Semua enzim dalam madu berguna untuk metabolisme tubuh. Madu memiliki kandungan gula berupa fruktosa dan glukosa, kandungan karbohidrat yang tinggi tetapi rendah lemak (Suranto 2004).
Campuran antara madu dan rempah-rempah disebut madu herbal. Madu dengan penambahan herbal dapat bermacam-macam sesuai jenis maupun olahan herbal yang ditambahkan pada madu. Pembuatan madu herbal dapat bermanfaat dalam menambah manfaat madu, memberikan keragaman produk madu dan rempah-rempah yang selama ini masih terbatas, serta mengembangkan produk madu herbal sebagai pemanis alami yang memiliki sifat dan fungsi tertentu. Rempah-rempah dicampurkan dalam bentuk ekstrak airnya pada pembuatan madu herbal (Suranto 2004).
Jintan hitam menjadi salah satu sumber campuran rempah yang dapat di tambahkan pada madu. Kehadiran senyawa biologis aktif dalam minyak volatil jintan hitam (Nigella sativa) telah menyoroti penggunaan obat tradisional tersebut. Biji jintan hitam telah digunakan di Timur Tengah sebagai obat alami untuk berbagai penyakit selama lebih dari 2000 tahun. Banyak senyawa aktif yang telah diisolasi dari biji Nigella sativa termasuk timoquinon yang menunjukkan aktivitas anti bakteri dan anti jamur (Kamel et al. 2011). Jintan hitam atau yang dikenal dengan nama black cumin (Nigella sativa) merupakan tanaman asli Eropa Selatan dan banyak ditemukan di India. Tanaman jintan hitam merupakan jenis tanaman rempah yang tergolong dalam famili Ranunculaceae. Tanaman ini ditumbuhkan di berbagai daerah di dunia, khususnya di negara-negara Timur Tengah (Nergiz dan Ötles 1993).
Klasifikasi jintan hitam (Hutapea 1994) :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Ranunculales
Suku : Ranunculaceae
Marga : Nigella
Jenis : Nigella sativa
Biji dan daun jintan hitam mengandung saponin, polifenol, minyak atsiri, minyak lemak, melantin (saponin), nigelin (zat pahit), nigelon, dan timoquinon. Kandungan biji jintan hitam lainnya, yaitu ditimoquinon, timol, carvacrol, nigelicine, nigelidine, nigelimine-N-oxide, dan alpha-hedrin. Komposisi asam lemak biji jintan hitam juga cukup beragam. Biji jintan hitam mengandung asam lemak tak jenuh dan asam lemak esensial, yaitu asam linoleat dan asam linolenat. Kandungan tokoferol dan polifenol dalam biji jintan hitam menunjukkan adanya senyawa fenolik yang merupakan faktor utama yang berkhasiat sebagai obat dan zat pembentuk rasa dan mengandung banyak sumber vitamin B1 (Thiamin), B2 (Riboflavin), B6 (Pyridoxin), PP (Niasin) serta asam folat. Maka dari itu karena kandungan senyawa yang berlimpah pada rempah biji jintan hitam, rempah ini direkomendasikan sebagai makanan tambahan yang bergizi (Nergiz dan Ötles 1993).
Jintan hitam umumnya digunakan di Timur Tengah sebagai obat tradisional untuk memperbaiki berbagai kondisi kesehatan manusia. Biji jintan hitam biasanya ditambahkan pada makanan tradisional dan dicampur dengan roti ataupun madu sebagai pemberi cita rasa (Al-Saleh et al. 2006). Biji jintan hitam berkhasiat sebagai anthelmintik. Biji jintan hitam juga berguna sebagai pelancar ASI, peluruh gas dalam saluran pencernaan, pencegah muntah, pencahar, pengelat dan pengobatan pasca persalinan (Hutapea 1994). Menurut Achyad dan Rasyidah (2000), kandungan biji jintan hitam antara lain minyak atsiri, minyak lemak, melantin (saponin), zat pahit nigelin, nigelon, dan timoquinon. Minyak atsiri pada umumnya bersifat anti bakteri, anti peradangan, dan dapat menghangatkan perut. Minyak biji jintan hitam (Nigella sativa) mengandung sejumlah bahan kimiawi yang mempunyai aktivitas sebagai anti alergi, anti asma, anti inflamasi, anti prostaglandin dan anti histamin (Subiyanto dan Diding 2008).
Hasil penelitian pada Cancer and Immuno Biological Laboratory mengemukakan jintan hitam dapat menstimulasi sumsum tulang dan sel imun, produksi interferon, melindungi sel normal dari perusakan sel oleh virus, menghancurkan sel tumor dan memproduksi sel B sehingga meningkatkan jumlah antibodi. Jintan hitam juga baik dikonsumsi oleh orang yang sehat karena jintan hitam mengikat radikal bebas dan menghilangkannya. Selain itu jintan hitam mengandung beta-carotene yang dikenal dapat menghancurkan sel karsinogenik. Biji jintan hitam kaya akan sterol khususnya betasterol yang dikenal mempunyai aktivitas anti karsinogenik (CCR 2000).
Menurut Houghton dan Zarka (1995) timoquinon yang terkandung dalam minyak Nigella sativa dapat menghambat jalur siklooksigenase dan lipooksigenase dari metabolisme arakhidonat. Lipooksigenase dapat mengatalisis pembentukan leukotrienes dari asam arakhidonat yang berfungsi sebagai mediator dari alergi dan peradangan. Siklooksigenase adalah enzim yang pertama dalam metabolisme siklooksigenase yang dihasilkan dari asam arakhidonat yang akhirnya menghasilkan prostaglandin dan trombosit. Prostaglandin juga merupakan mediator peradangan. Timoquinon juga dapat menghambat peroksidasi non enzimatis. Asam lemak tidak jenuh yang tidak lazim yang mirip dengan asam arakhidonat juga berperan dalam penghambatan substrat. Hal ini dapat mendukung fakta bahwa minyak Nigella sativa dapat melawan rematik dan peradangan (El-Dakhakhny et al. 2002).
Namun perlu diperhatikan jintan hitam juga dapat memberikan efek samping tertentu seperti menurunkan kadar gula darah, jadi untuk mengkonsumsinya dengan kadar yang tinggi perlu dilakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter. Jintan hitam ini juga dapat merangsang kontraksi pada rahim ibu hamil, sehingga disarankan tidak dikonsumsi oleh ibu hamil.
Kontributor : Amel Daniela
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Suranto., 2004. Khasiat dan Manfaat madu Herbal. Agromedia Pustaka Jakarta.
Al-Saleh IA, Billedo G, El-Doush II. 2006. Levels of selenium, DL-alfa- tocopherol, DL-gamma-tocopherol, all-trans-retinol, thymoquinone and thymol in different brands of Nigella sativa L. seeds. J Food Comp Analys 19:167-175.
El-Dakhakhny M, Madi NJ, Lambert N, Ammon HP. 2002. Nigella Sativa oil, nigellon and derived thymoquinone inhibit synthesis of 5-lypoxygenasae products in polymorphonuclear leukocytes from rats. J Ethnopharmacol 81: 161-164.
Houghton P, R Zarka, B De Las Heras, J Hoult. 1995. Fixed Oil of Derived Thymoquinone Inhibit Generation in Leukocytes and Membrane Lipid Peroxidation. Planta Med 61(1): 33-36.
Hutapea JR. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI.
Nergiz C, Ötles S. 1993. Chemical composition of Nigella Sativa L. seeds. Food Chem 48:259-261.
Subijanto AA, HP Diding. 2008. Pengaruh minyak biji jinten hitam (Nigella sativa) terhadap derajat inflamasi saluran napas. Kedokt Indon 6:201- 202.
Tirtawinata, T.Ch., 2006, Makanan Dalam Perspektif Al-Quran dan Ilmu Gizi, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 178-182.