Madu dan Khasiatnya

Lebah dan produk pelebahan saat ini yang telah diketahui mempunyai nilai untuk pengobatan ada berbagai macam, seperti madu, pollen, royal jelly, propolis, bisa lebah, lilin lebah, madu sarang, dll. Semua produk tersebut memiliki manfaat tersendiri dan kini mulai banyak digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit. Salah satu produk lebah yang sangat popoler hingga saat ini yaitu madu. Madu terkenal di dunia kesehatan karena banyak mengandung khasiat. Jauh sebelum dunia kedokteran berkembang pesat, madu sudah dipercayai banyak orang sebagai unsur yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit secara alami.

Sweet honey, pieces of combs and honey dipper on blurred garden background. Honey dripping from honey dipper

Madu adalah zat manis alami yang dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman atau bagian lain dari tanaman. Madu merupakan produk yang unik dari hewan, yang mengandung persentase karbohidrat yang tinggi, praktis, tidak ada protein maupun lemak. Nilai gizi dari madu sangat tergantung dari kandungan gula-gula sederhana, fruktosa, glukosa dan sukrosa. Warnanya kuning pucat sampai coklat kekuningan, rasa dan harumnya madu sangat dipengaruhi oleh jenis nektar yang dikumpulkan dari bunga (Sarwono, 2001).

            Nektar adalah suatu senyawa komplek yang dihasilkan oleh kelenjar “necterifer” tanaman dalam bentuk larutan gula dengan konsentrasi yang bervariasi. Sukrosa, fruktosa, dan glukosa adalah komponen utama nektar. Selain itu, terdapat zat-zat lain dalam jumlah yang segikit seperti asam amini, resin, protein, garam, dan mineral. Proses terbentuknya madu yaitu diawali dengan nektar dikumpulkan lebah pekerja dari bunga dengan cara mengisapnya memakai mulut dan asaafagus, lalu masuk ke perut di dalam abdomen. Sebagian air nektar diserap sel-sel dinging perut lebah dan dibuang ke luar melalui pipa malfigi dan poros usus. Bersama air dibuang djuga asam oksalat dan turunannya, beberapa garam mineral, dan sebagian zat aromatik yang terdapat di nektar. Zat aromatik yang tertinggal memberikan aroma khusus pada madu.

Madu mengandung air 17,2%, karbohidrat 82,3%, protein 0,3%, kandungan lain dalam bentuk abu 0,2% (Sihombing, 2005). Lebah madu memperoleh sebagian energi dari karbohidrat dalam bentuk gula. Jenis gula yang terkandung dalam madu adalah 38,19% fruktosa, 31,28% glukosa, 7,31% maltosa dan 1,31% sukrosa (Gojmerac, 1983). Kandungan lain dalam madu adalah mineral natrium, kalsium, magnesium, alumunium, besi, fosfor, kalium serta vitamin berupa thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), raisin, asam pantotenat, biotin, asam folat, vitamin K dan zat antimikroba.

            Kualitas madu sangat penting untuk diperhatikan, kualitas yang bagus dilihat dari kemurniannya, bersih dari kotoran, seperti lalat, bulu-bulu, insek lain. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan pengendalian mutu di daerah penghasil madu. Kualitas madu ditentukan oleh cara panen madu, warna madu, cita rasa, jenis madu, komposisinya, dan kadar air. Madu yang dipanen harus memiliki kadar air dibawah 22%. Jika sel-sel dalam sarang madu telah ditutup oleh lapisan lilin, madu tersebut telah memenuhi syarat kadar air dan siap untuk dipanen (Sarwono, 2001).

Masyarakat Indonesia lebih mengenal madu arab, madu kalimantan, atau madu sumbawa. Padahal mutu dan kualitas madu sangat tergantung pada asal nektar bunga yang dihisap oleh lebah. Oleh karena itu, penamaan yang lazin dikenal saat ini bukan hanya berdasarkan asal tempat madu tersebut diproduksi seperti yang disebutkan diatas, tetapi dari asal nektar, misalnya madu bunga randu (Ceiba petandra), madu bunga kopi (Coffea arabica), madu bunga klengkeng (Euphoria langana sp.), madu bunga rambutan (Nephelium lappaceum), madu aneka jenis bunga (mix flower), madu bunga durian (Durio sp), madu bunga kelapa (Cocos nucifera), dan lain-lain. Masing-masing madu dari aneka jenis tumbuhan ini memiliki aroma yang khas dan khasiat yang berbeda-beda.

Sejak zaman dahulu manusia mempercayai bahwa madu memiliki berbagai macam manfaat. Madu bisa dimanfaatkan sebagai obat, makanan, perawatan kecantikan, bumbu penyedap, dll. Khasiat madu sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno, seperti menggunakan madu untuk merawat kesehatan dan kecantikan. Sedangkan tradisi orang Jepang adalah meminum madu setiap malam agar mereka dapat bangun tidur dalam keadaan segar dan sehat.

Hasil penelitian pada ilmuwan menunjukkan bahwa madu memiliki keunikan dan manfaat yang luar biasa bagi manusia. Itulah sebabnya madu menjadi populer di dunia dan salah satu produk yang banyak dijual di pasaran. Manfaat madu dapat dirasakan untuk segala usia baik balita, anak-anak, remaja, dewasa, maupun manula. Bahkan madu memberi manfaat yang baik untuk ibu hamil, bayi, dan janin. Beberapa khasiat dari madu antara lain madu dapat membantu ginjal dan usus untuk berfungsi lebih baik, walaupun memberi energi yang besar, madu tidak menambah berat badan, kemudian molekul gula bebas pada madu membuat otak berfungsi lebih baik karena otak merupakan pengonsumsi terbesar untuk gula.

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Keunggulan utama dari madu yang dapat memperkaya khasiatnya yaitu :

  1. Pengganti Gula

Madu dengan rasanya yang manis menurut Nemoseck (2011) madu dapat digunakan sebagai pengganti gula yang menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

  • Antimikroba

Madu memiliki aktivitas antimikroba, melawan peradangan dan infeksi. Didalam kandungan fisik dan kimiawi seperti kadar keasaman dan pengaruh osmotik berperan untuk membunuh mikroba.

  • Mudah Dicerna

Di dalam madu terdapat berbagai jenis enzim, antara lain enzim glukosa oksidase dan enzim invertase yang dapat membantu proses pengolahan sukrosa untuk diubah menjadi glukosa dan fruktosa yang keduanya mudah diserap dan dicerna. Begitu pula enzim amilase dan enzim lipase dan minyak volatil, seperti hidroksi metil furfural. (Hamad, 2007).

  • Sumber Vitamin dan Mineral

Madu memiliki kandungan vitamin, asam, mineral, dan enzim yang sangat berguna bagi tubuh sebagai pengobatan tradisional, peningkatan antibodi, dan penghambat pertumbuhan sel kanker atau tumor. (Saptorini dan Wati, 2003).

  • Sumber Antioksidan

Kandungan plasma darah semakin bertambah untuk melawan oksidasi dengan kadar yang lebih tinggi setelah minum madu. Dan terdapat juga fenolik di dalam madu yang sangat efektif untuk ketahanan tubuh melawan stres (Bangroo dkk, 2005). Sifat antioksidan dari madu yang berasal dari zat-zat enzimatik (misalnya, katalase, glukosa oksidase dan peroksidase) dan zat-zat nonenzimatik (misalnya, asam askorbat, α-tokoferol, karotenoid, asam amino, protein, produk reaksi Maillard, flavonoid dan asam fenolat). Jumlah dan jenis antioksidan ini sangat tergantung pada sumber bunga atau varietas madu, dan telah banyak banyak penelitian yang menunjukkan bahwa adanya hubungan antara aktivitas antioksidan dengan kandungan total fenol (Khalil, 2012).

  • Memenuhi Kebutuhan Protein

Madu mengandung asam amino yang berkaitan dengan pembuatan protein tubuh asam amino non essensial dan mengandung asam amino essensial seperti lisin, histadin dan triptofan (Saptorini dan Wati, 2003).

  • Kemampuan Penyembuh Luka

            Madu dipercaya dapat menyembuhkan luka pada manusia. Secara umum madu berkhasiat menghasilkan energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan stamina. Madu cepat berdifusi melalui darah, dan karena itu merupakan sumber energi yang cepat. Madu mendukung pembentukan darah serta membersihkan darah. Selain itu, juga ada efek positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah tetap lancar (Shaikh,1999).

OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Madu mengandung zat antibakteri sehingga baik untuk mengobati luka bakar dan penyakit infeksi. Adanya rasio perbandingan karbon terhadap nitrogen yang tinggi, kekentalan madu yang membatasi pelepasan oksigen, oksidasi glukosa yang menghasilkan H2O2 dan sifat osmolaritas yang tinggi membuat bakteri sulit untuk hidup (Rostita, 2007). Berdasarkan hasil penelitian paling tidak terdapat empat faktor yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri pada madu. Pertama, kadar gula yang tinggi akan menghambat bakteri sehingga bakteri tersebut tidak dapat hidup dan berkembang. Kedua, tingkat keasaman madu yang tinggi (pH 3,65) akan mengurangi pertumbuhan dan daya hidup bakteri, sehingga bakteri tersebut akan mati. Ketiga, adanya senyawa radikal hidrogen peroksida (H2O2) yang bersifat dapat membunuh mikroorganisme patogen. Keempat, adanya senyawa organik  yang bersifat antibakteri. Yang telah teridentifikasi antara lain polifenol, flavonoid, dan glikosida. (Kamaruddin, 2002).

Senyawa organik yang telah teridentifikasi memiliki aktivitas antibakteri yaitu “inhibine”. Berbagai mikroba ternyata sangat peka terhadap inhibine, bakteri gram negatif lebih peka dari bakteri gram positif. Kadar inhibine dalam madu ternyata sangat bergantung pada jenis, umur dan kondisi madu (Winarno, 1981). Madu yang alami bersifat perservatif atau mengawetkan. Selain itu, madu juga memiliki sifat higroskopis yaitu menarik air dari lingkungan sekitarnya. Sehingga madu dapat digunakan untuk mengompres luka luar yang bersifat basah karena cairan dan nantinya akan ditarik oleh madu (Adji, 2008).

Referensi

Adji, Suranto. 2007. Terapi madu. Edisi pertama. Jakarta: Penebar Plus.

Bangroo, A.K., Khatri, R., Chauhan, S. 2005. Honey dressing in pediatric burn. Medical Journal of Pediatric Surgery Departemen of Delhi.

Gojmerac, W. L. 1983. Bees, Beekeeping, Honey and Pollination. Saybrook Press. Westport. USA.

Hamad, S. 2007. Terapi Madu. Jakarta : Pustaka Iman. Hal : 30.

Kamaruddin. 2002. Khasiat madu. Departement of Biochemistry, Faculty of Medicine, Universitas of Malaya, Kualalumpur. Artikel vision net

Khalil, I. M., 2012, Physicochemical and Antioxidant Properties of Algerian Honey. Molecules, 17, 11199-11215.

Nemoseck, 2011. Honey promotes lower weight gain, adiposity, and triglycerides than sucrose in rats. Nutrition Research.

Rostita, 2007, Berkat Madu: Sehat, Cantik dan Penuh Vitalitas, PT Mizan Pustaka: Bandung, hal. 19.

Saptorini, E. & Wati. 2003. Khasiat Madu.  http://www.mailarchive.com/forum@ alumni-akabogor.net/msg01046.html. [Diakses pada 11 Juli 2019].

Sarwono. 2001. Lebah Madu. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Shaikh, S. N., 1999. Bacteriological studies on the uteri of the slaughtered goats. M.Sc (Hons) Thesis, Department of Microbiology, Sindh Agriculture University Tando Jam.

Winarno, PG. 1981. Madu “ Teknologi Khasiat dan Analisa ”. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Institut Pertanian Bogor.

Tinggalkan Balasan

Close Menu