Ekstrak Daun Karamunting (Melastoma malabathricum L.) Sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri Penyebab Diare

Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya, lebih dari 200 gram atau 200 mL/24 jam. Definisi lain dari diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah (Ciesla et al., 2003; Guerrant et al ., 2001).

Men are standing in front of the bathroom door using their hands to hold the abdomen with severe abdominal pain or diarrhea. The concept of stomach cramps, diarrhea

Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari, sedangkan diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Diare dapat disebabkan oleh infeksi maupun non infeksi, namun umumnya diare disebabkan oleh infeksi seperti virus, bakteri, dan parasit (Lung, 2003). Lebih dari 90% diare akut disebabkan oleh proses infeksi, dimana gejala diare juga disertai dengan demam, muntah, dan nyeri perut. Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Bacillus cereus, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Clostridium difficile, Vibrio cholerae, Vibrio parahaemolyticus, Klebsiella pneumoniae, Aeromonas sp, Salmonella sp, Campylobacter sp, Enterobacter sp, Yersinia sp, dan Shigella sp (Camilleri dan Murray, 2015).

            Penyakit diare masing sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat (Manatsathit et al., 2002). Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial kejadian luar biasa yang sering disertai dengan kematian. Menurut hasil Riskesdas tahun 2008, diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi dan balita, sedangkan pada golongan semua umur merupakan penyebab kematian yang keempat. Pemberian antibiotika merupakan penatalaksanaan untuk diare tersebut. Namun belakangan muncul masalah resistensi antibiotic pada bakteri tersebut. WHO (World Health Organization) telah melakukan riset pencarian antibiotic baru, guna untuk mengatasi masalah resistensi antibiotic (WHO, 2017).

  • https://www.genpi.co/gaya-hidup/21731/karamunting-tumbuhan-liar-yang-banyak-manfaat?page=2

Salah satu sumber antibiotik baru adalah tumbuhan obat yang berasal dari alam. Riset menunjukkan bahwa komponen aktif dalam tumbuhan obat memiliki efek antimikroba yang berbeda mekanisme kerjanya dari antibiotic yang sudah ada selama ini. Hal ini menunjukkan adanya potensi tumbuhan obat dalam mengatasi masalah resistensi antibiotic (Ganapathy dan Karpagam, 2016).

            Indonesia merupakan negara yang kaya akan tanaman berkhasiat obat, tetapi tidak banyak tanaman obat yang dimiliki dapat menjadi kebanggan Indonesia. Jika dilihat dari sisi bisnis, produk herbal sangat menjanjikan, selain permintaan pasar yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, tidak adanya dampak sampingan ketika mengonsumsi tanaman obat yang berkhasiat menyembuhkan penyakit ini menjadikan nilai tambah bagi penggunanya (Astuti, 2008). Jenis tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat berupa pohon, perdu, liana, epifit, dan herba. Sebanyak 49 jenis pohon penghasil kayu komersil merupakan jenis tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat (Zuhud, 1997). Salah satu obat tradisional yang berpotensi dalam mengatasi diare adalah karamunting.

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella thypimyurium Terhadap Ekstrak Psidium guajava L. Bioscientiae Vol 1 No 1 Januari. Hal 31-38

Astuti, J., 2008. Aktivitas Antiokasidan Dari Ekstrak Daun Tahongai( Kleinhovia hospita). Skripsi Sarjana Kehutanan. Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Samarinda.

Camilleri M, Murray JA. 2015. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Chapter 55. Diarrhea and Constipation. Nineteenth Edition. 265-274. McGraw Hill Education. New York.

Ciesla WP, Guerrant RL. 2003. Infectious Diarrhea. In: Wilson WR, Drew WL, Henry NK, et al editors. Current Diagnosis and Treatment in Infectious Disease. New York: Lange Medical Books. 225-68.

Cushnie T, Lamb AJ., 2005, Antimicrobial activity of flavonoids. International Journal of Antimicrobial Agents, Vol. 26: 343-56.

Dwicahmi, Prisa. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol 70% Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Vibrio Cholerae Secara In Vitro. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura, 3 (1).

Ganapathy S, Karpagam S. 2016. In vitro evaluation of antibacterial potential of Andrographis paniculata against resistant bacterial pathogens Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) and Multiple Drug Resistant Escherichia coli (MDR E. coli). International Journal of Bioassays. 5(3): 4879-4881.

Guerrant RL., Gilder TV, Steiner TS, et al. 2001. Practice Guidelines for the Management of Infectious Diarrhea. Clinical Infectious Diseases. 32: 331-51.

Hou, A. J. L., Y. J. Wu & Y. Liu. 1999. Flavone Glycoside an Ellagitannin from Downy Rosmyrtle (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk). Zhongcaoyao, 30, 645.

Kumalaningsih, S. 2006. Antioksidan Alami. Cetakan Ke-1. Trubus Agrisarana: Surabaya.

Lung E, Acute Diarrheal Disease. In; Friedman SL, McQuaid KR, Grendell JH, editors. 2003. Current Diagnosis and Treatment in Gastroenterology. 2nd edition. New York: Lange Medical Books. 131-50.

Tinggalkan Balasan

Close Menu