Hiperlipidemia merupakan kadar profil lipid yang tinggi dalam darah. Hiperlipidemia dapat dibagi menjadi dua subkategori yaitu hiperkolesterolemia dan hipertrigliserida (Harikumar K., et al. 2013). Hiperkolesterolemia merupakan salah satu faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan stroke baik pada laki-laki maupun perempuan (Adam, JM., 2014). Menurut WHO tahun 2012, 46% penyebab kematian di dunia adalah penyakit kardiovaskular dan menempati peringkat pertama. Kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, terutama penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada tahun 2030 (Kementrian Kesehatan, 2014).
Kolesterol pada makanan dapat ditemukan pada minyak jelantah. Hasil survey yang dilakukan Nadirawati terhadap ibu rumah tangga di Cianjur menyatakan 62,8% sampel masih menggunakan minyak jelantah untuk memasak (Nadirawati & Muthmainnah, N.N., 2010). Minyak jelantah memiliki efek menaikkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan menurunkan kadar HDL yang lebih tingi dibandingkan dengan minyak kelapa, minyak curah, dan minyak babi (Harikumar K. et. al, 2013).
Sejak lama gaya hidup kembali ke alam banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan obat yang berasal dari bahan alam yang disebut juga dengan Fitofarmaka (Dewoto R. Hedi, 2007). Salah satunya menggunakan daun kersen (Muntingia
calabura l.) yang mengandung flavonoid, saponin, dan tannin. Flavonoid, saponin, dan tannin dapat memperbaiki kadar profil lipid dalam darah. Terbukti pada penelitian menggunakan ekstrak Woodfordia fruticose yang diberikan pada mencit yang diberi diet tinggi kolesterol terjadi perbaikan kadar profil lipid dalam darah (Khera Nishu dan Bhatia Aruna, 2012).
Flavonoid bekerja dengan mengurangi kadar 3-hydroxy-3- methylglutaryl-KoA (HMG-KoA) redukase yang nantinya menimbulkan efek penurunan kadar kolesterol dalam tubuh (Ziaee Amir, Zamansoltani F., Nassiri-Asl M., Abbasi I., 2009). Saponin dapat menghambat jumlah trigliserida dalam darah dengan cara menghambat penyerapannya di usus (Wahyu Widyaningsih, 2011). Saponin juga diduga menghambat penyerapan kolesterol dari misel dan menghambat penyerapan kembali asam empedu dan sintesis kolesterol(14) Metwally MAA, El-Gellal AM, El-Sawaisi SM. 2009. Tannin bekerja dengan mengurangi absorbsi kolesterol di usus (Khera Nishu dan Bhatia Aruna, 2012).
Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan mengendapnya kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses pembentukan plak pada pembuluh darah). Keadaan ini akan meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner (PJK) (Hasdianah dan Suprapto, 2014). Obat yang biasa digunakan oleh masyarakat umum salah satunya adalah Simvastatin. Simvastatin merupakan senyawa yang disolasi dari jamur Penicillium citrinum, senyawa ini bekerja menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada proses sintesis kolesterol di hati (Katzung dkk., 2013). Namun perlu diketahui bahwa penggunaan obat-obat sintetik memiliki beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan.
Selain menggunakan obat-obatan sintetis, masyarakat juga sering menggunakan bahan alam sebagai alternatif dalam pengobatan hiperlipidemia. Salah satu bahan alam yang digunakan yaitu daun kersen (Muntingia calabura L.). Berdasarkan hasil pengamatan uji fitokimia, serbuk daun kersen (M. calabura L.) diketahui mengandung flavonoid, triterpenoid, saponin, dan steroid (Arum dkk., 2012). Saponin membantu menurunkan kadar kolesterol serta mengurangi penimbunanlemak dalam pembuluh darah dengan menurunkan tingkat absorpsi kolesterol dan meningkatkan ekskresi (Lajuck, 2012), sedangkan flavonoid bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase sehingga menyebabkan penurunan transfomasi HMG-CoA menjadi mevalonat, akibatnya sintesis kolesterol menurun (Retnaninggalih dkk., 2015).
Berdasarkan penelitian terkait menyatakan bahwa jus buah kersen (M. calabura L.) 2,3 ml/200 g BB merupakandosis optimal sebagai penurun kadar kolesterol total (Maknunah, 2013), sedangkan penelitian Hasnawati (2013) menyatakan bahwa pemberian jus buah kersen (M. calabura L.) 0,9 ml/200 g BB, 1,8 ml/200 g BB, dan 3,6 ml/200 g BB selama 2 minggu belum dapat dilihat pengaruh untuk menurunkan LDL dan menaikan kadar HDL secara signifikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak daun kersen (Muntingia calabura l.) pada kelompok perlakuan 1 (1.5 mg), perlakuan 2 (3 mg), dan perlakuan 3 (6 mg) bila dibandingkan dengan kelompok kontrol positif terdapat perbedaan
yang bermakna (p < 0.05) baik pada pengukuran kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan HDL. Penurunan kadar kolesterol total, TG, LDL,dan peningkatan HDL pada kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 dapat dipengaruhi oleh flavonoid, saponin, dan tannin yang terkandung dalam ekstrak daun kersen. Hal tersebut sesuai dengan penelitian menggunakan ekstrak Woodfordia fruticose yang juga mengandung flavonoid, saponin, dan tannin pada mencit yang diberi diet tinggi kolesterol memberikan hasil berupa perbaikan kadar profil lipid dalam darah mencit.
Flavonoid bekerja dengan mengurangi kadar3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA (HMGCoA) reductase yang nantinya menimbulkan efek penurunan kadar kolesterol dalam tubuh (Ziaee Amir, Zamansoltani, dan Nassiri-Asl, 2009). Flavonoid juga Meningkatkan aktivitas Lecithin Acyl Transferase (LCAT) yang dapat menurunkan kadar kolesterol bebas dalam darah. Senyawa flavonoid mempunyai mekanisme untuk meningkatkan jumlah kolesterol HDL dengan cara meningkatkan pelepasan kolesterol dari dalam makrofag dan meningkatkan ekspresi ATP-binding cassette (ABC) A1 (Helal, et al., 2013) dan meningkatkan apolipoprotein A1 yang menjadi bahan dasar terbentuknya HDL.
Saponin dapat menghambat jumlah trigliserida dalam darah dengan cara menghambat penyerapannya di usus. Saponin menghambat penyerapan kolesterol di dalam usus sehingga menyebabkan kolesterol tidak dapat diserap yang akhirnya dikeluarkan bersama dengan feses. Saponin akan berikatan dengan asam empedu dan meningkatkan ekskresi asam empedu di dalam feses yang menyebabkan konversi kolesterol menjadi asam empedu sangat meningkat untuk upaya mempertahankan depot asam empedu. Konsekuensinya, reseptor LDL dari hati akan dinaikkan sehingga terjadi peningkatan pengambilan LDL yang akan disertai dengan penurunan kadar kolesterol plasma. Tannin bekerja dengan mengurangi absorbsi dari kolesterol dan juga diduga bekerja dengan mengontrol aktivitas hidrolisis dari lipoprotein dan proses metabolisme dari beberapa jaringan.